Yesus di palungan |
Sebenarnya banyak kontroversi mengenai asal mula mengapa setiap tanggal 25 Desember dirayakan sebagai hari Natal karena tidak ada seorang pun yang mengetahu pasti kapan tanggal kelahiran Yesus sendiri yang dirayakan setiap tanggal 25 Desember setiap tahunnya.
Bagaimanapun juga, sistem kalender yang kita gunakan saat ini disusun setelah Yesus lahir, Masehi. Tak heran kontroversi bermunculan. Salam satu kontroversi yang dikupas tuntas mengenai tanggal 25 Desember sebagai hari Natal ada di dalam buku yang sangat kontroversial Holy Blood and Holy Grail karangan tiga sekawan Michael Baigent, Richard Leigh, dan Henry Lincoln. Buku ini sebenarnya sudah lama, tahun 1982 dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia tahun 2006 kamarin.
Tentu saja buku ini menjadi sangat kontroversial, mengingat isinya yang sangat bertolak belakang dari ajaran-ajaran Kristen yang selama ini. Buku ini juga menjadi salah satu acuan Dan Brown untuk mengarang bukunya yang sama kontroversialnya, da Vinci Code.
Bagaimanapun juga, sistem kalender yang kita gunakan saat ini disusun setelah Yesus lahir, Masehi. Tak heran kontroversi bermunculan. Salam satu kontroversi yang dikupas tuntas mengenai tanggal 25 Desember sebagai hari Natal ada di dalam buku yang sangat kontroversial Holy Blood and Holy Grail karangan tiga sekawan Michael Baigent, Richard Leigh, dan Henry Lincoln. Buku ini sebenarnya sudah lama, tahun 1982 dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia tahun 2006 kamarin.
Tentu saja buku ini menjadi sangat kontroversial, mengingat isinya yang sangat bertolak belakang dari ajaran-ajaran Kristen yang selama ini. Buku ini juga menjadi salah satu acuan Dan Brown untuk mengarang bukunya yang sama kontroversialnya, da Vinci Code.
Bagian yang membahas judul di atas berada di bagian BAB 13 Rahasia Terlarang. Disebutkan bahwa agama Kristen yang berkembang hingga sekarang merupakan usaha dari “golongan setia terhadap pesan” (adherents of the message). Saint Paul mengatakan, “pesan itu” mulai membentuk dan mengkristal, kemudian menjadi dasar berdirinya pendidikan teologi agama Kristen. Jadi agama baru ini sangat berorientasi Romawi, untuk kepentingan Romawi pada waktu itu dengan tujuan menghapuskan kesalahan Roma kepada Yahudi atas kematian Yesus di kayu salib.
Dalam buku ini dijelaskan bagaimana jemaat Romawi akhirnya dapat menyesuaikan diri dengan ajaran agama baru itu dengan mendewakan Yesus dan menjadikan bangsa Yahudi sebagai kambing hitam, sehingga penyebaran Kristen Ortodoks yang dikenal sekarang berhasil membumi.
Pada waktu itu, peristiwa kebangkitan Yesus yang ajaib dijadikan sebuah mitos untuk mempertahan ajaran Yesus sejajar dengan dewa-dewa hebat lainnnya yang sebelumnya di sembah oleh orang-orang Roma, seperti Tammuz, Adonis, Osiris, Attis, dan lain-lain yang mati kemudian bangkit kembali.
Kemudian sampai pada masa Konstantin. Konstantin sering sekali diberi penghargaan atas dukungannya terhadap orang-orang Kristen di Roma pada waktu itu sehingga populasinya semakin besar. Tetapi sebenarnya peran Konstantin dalam perkembangan agama Kristen telah dipalsukan. Konstantin tidak pernah berpindah (konversi) dari aliran Pagan ke Kristen, namun tetap si stasiun Pagan.
Ia mendapat pengalaman kudus dihalaman kuil Pagan Gallic Aplollo di Vosges atau di dekat Autum. Menurut saksi pada waktu itu, pengalaman kudus itu muncul dalam bentuk dewa matahari yang diberi nama Sol Invictus (Matahari yang tak terkalahkan).
Pemuja Sol Invictus adalah bangsa asli Suriah dan para kaisar Roma satu abad sebelum pemerintahan Konstantin. Kristen Ortodoks memiliki banyak kesamaan dengan pemujaan Sol Invictus. Dengan sebuah dekrit penyebaran tahun 321 M, Konstantin memerintahkan pengadilan hukum tutup pada hari “pemujaan matahari”, dan memutuskan hari itu dijadikan sebagai hari istirahat (hari libur).
Dalam buku ini dijelaskan bagaimana jemaat Romawi akhirnya dapat menyesuaikan diri dengan ajaran agama baru itu dengan mendewakan Yesus dan menjadikan bangsa Yahudi sebagai kambing hitam, sehingga penyebaran Kristen Ortodoks yang dikenal sekarang berhasil membumi.
Pada waktu itu, peristiwa kebangkitan Yesus yang ajaib dijadikan sebuah mitos untuk mempertahan ajaran Yesus sejajar dengan dewa-dewa hebat lainnnya yang sebelumnya di sembah oleh orang-orang Roma, seperti Tammuz, Adonis, Osiris, Attis, dan lain-lain yang mati kemudian bangkit kembali.
Kemudian sampai pada masa Konstantin. Konstantin sering sekali diberi penghargaan atas dukungannya terhadap orang-orang Kristen di Roma pada waktu itu sehingga populasinya semakin besar. Tetapi sebenarnya peran Konstantin dalam perkembangan agama Kristen telah dipalsukan. Konstantin tidak pernah berpindah (konversi) dari aliran Pagan ke Kristen, namun tetap si stasiun Pagan.
Ia mendapat pengalaman kudus dihalaman kuil Pagan Gallic Aplollo di Vosges atau di dekat Autum. Menurut saksi pada waktu itu, pengalaman kudus itu muncul dalam bentuk dewa matahari yang diberi nama Sol Invictus (Matahari yang tak terkalahkan).
Pemuja Sol Invictus adalah bangsa asli Suriah dan para kaisar Roma satu abad sebelum pemerintahan Konstantin. Kristen Ortodoks memiliki banyak kesamaan dengan pemujaan Sol Invictus. Dengan sebuah dekrit penyebaran tahun 321 M, Konstantin memerintahkan pengadilan hukum tutup pada hari “pemujaan matahari”, dan memutuskan hari itu dijadikan sebagai hari istirahat (hari libur).
Sebelumnya,umat Kristen merayakan hari sabat bangsa Yahudi–Saturday (Sabtu) sebagai hari suci. Sekarang sesuai dengan dekrit Konstantin, hari suci itu diganti menjadi Sunday (Hari Matahari, hari Minggu). Dengan demikian, orang Kristen mengganti hari istirahat mereka dari Sabtu menjadi Minggu.
Hingga abad ke-4, hari ulang tahun Yesus dirayakan pada tanggal 6 Januari. Bagi pemuja Sol Invictus, hari penting mereka adalah 25 Desember yang merupakan hari perayaan Natalis Invictus (kelahiran kembali matahari). Kemudian agama Kristen menyatukan diri dengan pemerintah dan menentukannya sebagai agama negara. Itulah yang membuat Konstantin terkenal sebagai raja Roma yang mengubah kerajaan Romawi dari penyembah berhala menjadi kerajaan Kristen.
Sejak saat itu dan sampai sekarang, 2000 tahun kemudian, hari Minggu dijadikan hari libur untuk beristirahat dan tanggal 25 Desember dijadikan sebagai peringatan lahirnya Yesus.
Diluar dari berbagai kontroversi mengenai tanggal dan asal mula hari Natal, sebagai orang yang mengimani iman Kristen tidak perlu ambil pusing dengan banyaknya informasi seperti ini. Melalui iman kita percaya bahwa Yesus selalu lahir setiap hari bahkan setiap detik di hati kita, dalam setiap jengkal hidup kita.
Selamat memyambut hari Natal!!!
(Oleh: Ferry Silitonga--Kompasiana. Dikutip dari Buku Holy Blood, Holy Grail karya Michael Baigent, Richard Leigh, dan Henry Lincoln).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar