Suasana saat sharing pendalaman iman dan kerja warga KUB A, Sabtu (30/11/2013). Foto: Farida Denura |
MEMASUKI masa Adven 2013, warga Komunitas Umat Basis (KUB) A, Wilayah Stefanus Paroki St Paulus Depok menggelar ibadah dan renungan Aksi Adven Pembangunan (AAP) 2013. Pertemuan pertama digelar di kediaman Budi Mulyanto, Grand Depok City, Cluster Gardenia, Depok, Sabtu (30/11/2013) pukul 20.00 wib.
Pertemuan yang dipandu Hermanto Situmorang, salah satu warga KUB A ini mengusung tema Adven Keuskupan Bogor yakni “Kedatangan Kristus Menguatkan Semangat Bekerja”. Warga yang hadir pada pertemuan tersebut sebanyak 13 Kepala keluarga.
Hermanto lebih lanjut menjelaskan melalui tema ini diharapkan warga KUB A semakin mengimani bahwa kita bekerja tidak sendirian melainkan bersama Allah, yang secara nyata hadir dalam diri Yesus Kristus. Sementara sub tema pertama yang didalami bersama malam ini yakni “Keluarga yang Beriman, Keluarga yang Giat Bekerja”.
Mengutip Lukas 10:38-42 pada bacaan Injil, Elven Rajalewa menggarisbawahi orang kerja selalu sibuk mementingkan kerja dan lupa akan Tuhan. Seperti Marta dalam bacaaan Injil tersebut, tambah Elven, ketika Yesus tiba di sebuah kampung, Yesus diterima Marta dan ia tampak sibuk sekali melayani Yesus. Sementara Maria, saudara Marta duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya. Maria, telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya.
Pada sesi pertanyaan pendalaman iman, warga pun berbagi pengalaman iman dan kerja. Hermanto memulai dengan pertanyaan,”Apa yang menjadi tantangan Anda ketika berhadapan dengan dua pilihan, misalnya menghadiri pendalaman iman atau hanya bekerja saja untuk memenuhi kebutuhan hidup”. Pertanyaan ini menjadi topik yang sangat menarik bagi warga untuk berbagi pengalaman.
Ketua Wilayah Stefanus yang juga warga KUB A, Thomas Tommy Hendrasmoro mengawali sharing tersebut dengan mengatakan dua pilihan, tinggal warga dapat mengatur waktu. Pendalaman iman di malam hari dan kerja di siang hari. Berbeda jika dilaksanakan pada hari libur. Siang atau malam kata Tommy, sama saja.
Elven Rajalewa memiliki pengalaman iman yang berbeda. Suatu ketika Elven harus mengikuti kebaktian di lingkungan. Sementara pimpinan di tempat Elven bekerja meminta Elven menemani. Elven akhirnya lebih memilih menemani pimpinannya ketimbang mengikuti kebaktian.
Menurut Elven, menolak permintaan pimpinan merupakan hal yang tidak baik di mata pimpinan. “Mana yang saya harus pilih, menyenangkan bos atau ikut kebaktian. Ini merupakan pilihan sulit dan salah satunya harus dikorbankan,”ujar Elven.
Endang Rosalina Jempormasse pun demikian dengan pengalamannya. “Dalam kenyataan, kita prioritas pada kebutuhan hidup kita. Pendalaman iman kita bisa sesuaikan,”kata dia.
Berbeda dengan sharing warga lainnya. Sabtu, 30 November 2013, merupakan hari padat acara bagi Farida Denura. Acara seminar yang diselenggarakan kantor dan wajib hadir, mengurus kegiatan Yayasan Pelayanan Kasih serta Lomba Membuat Korona 2013 di gereja.
Ketiga kegiatan tersebut sama-sama penting namun Farida harus memilih satu di antara 3 kegiatan tersebut. Pilihan, akhirnya jatuh pada mengikuti kegiatan Lomba Membuat Korona 2013 di gereja. Alasan Farida, melalui kegiatan tersebut, Farida ingin memuliahkan Tuhan dan ingin hadir bersama ibu-ibu KUB A lainnya. Ini menurut Hermanto merupakan dilema yang dialami dalam kehidupan.
Sementara Listarini mengaku bahwa sharing yang disampaikan Farida menginspirasi.“Hadapi dua pilihan, mengalahkan urusan dunia untuk lebih mementingkan urusan Tuhan,”katanya.
Listarini pada kesempatan tersebut juga memberi kesaksian tentang pengalaman iman Katolik yang dilewati dalam kehidupannya. Baginya, Bunda Maria adalah penolong abadi dalam hidupnya. Awal cerita Listarini bermimpi didatangi seorang ibu berkerudung. Ibu itu adalah Bunda Maria. Dalam perjumpaan dengan Bunda Maria itu, Listarini menjadi semakin yakin akan maksud perjumpaan tersebut. Dia pun akhirnya setiaa menjalankan devosi Novena 3 kali Salam Maria.
Setiap doa dan permintaan dalam doa Novena 3 kali Salam Maria selalu dikabulkan Bunda Maria. Dirinya semakin yakin dan percaya dengan pertolongan Bunda Maria. “Saya minta apapun dan baru doa 2-3 kali Novena permohonan saya langsung terkabul. Suatu kali anak saya sakit, saya ambil Rosario yang digantung di salib. Saya tak peduli akan debu yang menempel pada Rosario tersebut. Saya celupkan di air dan memberi minum ke anak saya. Puji Tuhan, langsung sembuh. Jalan untuk beriman banyak seperti Doa Novena,”cerita Listarini.
Christiningsih belakangan ini sangat sibuk. Maklum Cawara (Calon Wakil Rakyat-Red) dari Hanura ini harus membagi waktu antara keluarga, kegiatan politik maupun kegiatan ibadah di KUB, dan lain-lain. Sabtu-Minggu merupakan hari-hari yang melelahkan bagi Christin. Di kedua hari ini Christin harus rajin turba (turun ke bawah-Red) melakukan sosialisasi dirinya. Meski demikian menurut dia, tinggal bagaimana membagi waktu dan memilih mana yang lebih penting.
Pasianus Daeli dalam kesempatan tersebut juga berbagi pengalaman. Ketika masih bergabung dengan Wilayah St Ignatius Loyola, Pasianus hampir tidak pernah ikut latihan koor karena dilaksanakan pada malam hari di hari kerja.
Pertemuan yang dipandu Hermanto Situmorang, salah satu warga KUB A ini mengusung tema Adven Keuskupan Bogor yakni “Kedatangan Kristus Menguatkan Semangat Bekerja”. Warga yang hadir pada pertemuan tersebut sebanyak 13 Kepala keluarga.
Hermanto lebih lanjut menjelaskan melalui tema ini diharapkan warga KUB A semakin mengimani bahwa kita bekerja tidak sendirian melainkan bersama Allah, yang secara nyata hadir dalam diri Yesus Kristus. Sementara sub tema pertama yang didalami bersama malam ini yakni “Keluarga yang Beriman, Keluarga yang Giat Bekerja”.
Mengutip Lukas 10:38-42 pada bacaan Injil, Elven Rajalewa menggarisbawahi orang kerja selalu sibuk mementingkan kerja dan lupa akan Tuhan. Seperti Marta dalam bacaaan Injil tersebut, tambah Elven, ketika Yesus tiba di sebuah kampung, Yesus diterima Marta dan ia tampak sibuk sekali melayani Yesus. Sementara Maria, saudara Marta duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya. Maria, telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya.
Pada sesi pertanyaan pendalaman iman, warga pun berbagi pengalaman iman dan kerja. Hermanto memulai dengan pertanyaan,”Apa yang menjadi tantangan Anda ketika berhadapan dengan dua pilihan, misalnya menghadiri pendalaman iman atau hanya bekerja saja untuk memenuhi kebutuhan hidup”. Pertanyaan ini menjadi topik yang sangat menarik bagi warga untuk berbagi pengalaman.
Ketua Wilayah Stefanus yang juga warga KUB A, Thomas Tommy Hendrasmoro mengawali sharing tersebut dengan mengatakan dua pilihan, tinggal warga dapat mengatur waktu. Pendalaman iman di malam hari dan kerja di siang hari. Berbeda jika dilaksanakan pada hari libur. Siang atau malam kata Tommy, sama saja.
Elven Rajalewa memiliki pengalaman iman yang berbeda. Suatu ketika Elven harus mengikuti kebaktian di lingkungan. Sementara pimpinan di tempat Elven bekerja meminta Elven menemani. Elven akhirnya lebih memilih menemani pimpinannya ketimbang mengikuti kebaktian.
Menurut Elven, menolak permintaan pimpinan merupakan hal yang tidak baik di mata pimpinan. “Mana yang saya harus pilih, menyenangkan bos atau ikut kebaktian. Ini merupakan pilihan sulit dan salah satunya harus dikorbankan,”ujar Elven.
Endang Rosalina Jempormasse pun demikian dengan pengalamannya. “Dalam kenyataan, kita prioritas pada kebutuhan hidup kita. Pendalaman iman kita bisa sesuaikan,”kata dia.
Berbeda dengan sharing warga lainnya. Sabtu, 30 November 2013, merupakan hari padat acara bagi Farida Denura. Acara seminar yang diselenggarakan kantor dan wajib hadir, mengurus kegiatan Yayasan Pelayanan Kasih serta Lomba Membuat Korona 2013 di gereja.
Ketiga kegiatan tersebut sama-sama penting namun Farida harus memilih satu di antara 3 kegiatan tersebut. Pilihan, akhirnya jatuh pada mengikuti kegiatan Lomba Membuat Korona 2013 di gereja. Alasan Farida, melalui kegiatan tersebut, Farida ingin memuliahkan Tuhan dan ingin hadir bersama ibu-ibu KUB A lainnya. Ini menurut Hermanto merupakan dilema yang dialami dalam kehidupan.
Sementara Listarini mengaku bahwa sharing yang disampaikan Farida menginspirasi.“Hadapi dua pilihan, mengalahkan urusan dunia untuk lebih mementingkan urusan Tuhan,”katanya.
Listarini pada kesempatan tersebut juga memberi kesaksian tentang pengalaman iman Katolik yang dilewati dalam kehidupannya. Baginya, Bunda Maria adalah penolong abadi dalam hidupnya. Awal cerita Listarini bermimpi didatangi seorang ibu berkerudung. Ibu itu adalah Bunda Maria. Dalam perjumpaan dengan Bunda Maria itu, Listarini menjadi semakin yakin akan maksud perjumpaan tersebut. Dia pun akhirnya setiaa menjalankan devosi Novena 3 kali Salam Maria.
Setiap doa dan permintaan dalam doa Novena 3 kali Salam Maria selalu dikabulkan Bunda Maria. Dirinya semakin yakin dan percaya dengan pertolongan Bunda Maria. “Saya minta apapun dan baru doa 2-3 kali Novena permohonan saya langsung terkabul. Suatu kali anak saya sakit, saya ambil Rosario yang digantung di salib. Saya tak peduli akan debu yang menempel pada Rosario tersebut. Saya celupkan di air dan memberi minum ke anak saya. Puji Tuhan, langsung sembuh. Jalan untuk beriman banyak seperti Doa Novena,”cerita Listarini.
Christiningsih belakangan ini sangat sibuk. Maklum Cawara (Calon Wakil Rakyat-Red) dari Hanura ini harus membagi waktu antara keluarga, kegiatan politik maupun kegiatan ibadah di KUB, dan lain-lain. Sabtu-Minggu merupakan hari-hari yang melelahkan bagi Christin. Di kedua hari ini Christin harus rajin turba (turun ke bawah-Red) melakukan sosialisasi dirinya. Meski demikian menurut dia, tinggal bagaimana membagi waktu dan memilih mana yang lebih penting.
Pasianus Daeli dalam kesempatan tersebut juga berbagi pengalaman. Ketika masih bergabung dengan Wilayah St Ignatius Loyola, Pasianus hampir tidak pernah ikut latihan koor karena dilaksanakan pada malam hari di hari kerja.
“Tuhan tidak kehendaki seperti itu bagi saya. Dan sekarang ketika latihan koor di Wilayah St Stefanus pada Sabtu atau Minggu, saya pun bisa bergabung,”ungkapnya.
Pasianus kemudian menyimpulkan sharing yang disampaikan warga KUB A. “Ini khan namanya dilema. Tantangan dan secara jasmani kita ngga bisa berada lebih dari satu tempat. Satu hal sebagai patokan, adalah kita memilih benar atau tidak dan kita memilih dengan tenang pilihan itu,”kata Pasianus. (Farida Denura)
Pasianus kemudian menyimpulkan sharing yang disampaikan warga KUB A. “Ini khan namanya dilema. Tantangan dan secara jasmani kita ngga bisa berada lebih dari satu tempat. Satu hal sebagai patokan, adalah kita memilih benar atau tidak dan kita memilih dengan tenang pilihan itu,”kata Pasianus. (Farida Denura)
Dengan sharing kita bisa menguatkan satu sama lain dan bs memperkaya, menambah iman kita...amin
BalasHapusSetuju Bu Endang. Sharing juga menjadi bahan refleksi kehidupan kita. Terima kasih kepada warga KUB A yang mau berbagi pengalaman hidupnya...
BalasHapusSaya suka suasana sharing pengalamn iman seperti ini. Kita bisa saling menguatkan.
BalasHapus