Tim Oranye berpose di depan lapangan pada Minggu (25/10/2015) pagi sebelum meninggalkan Wisma Kompas Gramedia, Pacet. Kebersamaan, Persaudaraaan Sejati itu memang indah. [Foto-Foto: Farida Denura] |
Atas nama
kebersamaan, atas nama keakraban, atas nama guyub maka pada Minggu,
21 Juni 2015 lalu saat rapat lingkungan St Gabriel, wilayah St
Stefanus, Paroki St Paulus Depok di kediaman Bapak Budi Panca,
tercetus ide peserta rapat untuk menggelar kegiatan Ziarah dan
Rekreasi (Ziarek). Ziarah yang dimaksud lebih ditekankan pada ziarah
bathin warga Lingkungan St. Gabriel (Dulu bernama KUB A) Wilayah St.
Stefanus.
Ide tersebut
kemudian diwujudkan dengan membentuk Panitia Ziarek Lingkungan St
Gabriel yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu. Panitia praktis
bekerja kurang lebih 1,5 bulan dalam melakukan persiapan-persiapan
hingga hari H secara bersama-sama, bahu membahu menyukseskan acara.
Mulai dari urusan konsumsi, kado, serta sumbangan lainnya.
Acara kemudian
diputuskan berlangsung pada Sabtu-Minggu, 24-25 Oktober 2015 di dua
lokasi yaitu Wisma Kompas Gramedia, Pacet dilanjutkan dengan misa
penyembuhan di Gereja St Theresia, Lembah Karmel Cikanyere.
Kwee Kwa In,69 thn & Kwee Kwan Hoa,60 thn |
Tepat Sabtu pagi
pukul 05.30 wib rombongan sudah mulai berkumpul di titik kumpul depan
Depok Waterpark Fantasi, Grand Depok City dan untuk sarapan pagi, panitia
membagikan snack kepada peserta. Sekitar pukul 06.15 wib rombongan
pun mulai bertolak dari titik kumpul secara konvoi menuju Pacet,
Cipanas, tepatnya di Wisma Kompas Gramedia.
Rombongan tiba di
lokasi sekitar pukul 09.00 wib dan sambil menunggu pengaturan tempat
menginap masing-masing di beberapa villa seperti Jati (1-2), Meranti
(1-2), Cendana (1-2), Eboni (1-7). Sambil menunggu di taman dekat
kantor Villa episode foto bareng pun digelar.
Koordinator Seksi
Acara, Veronica Lucy menjelaskan tema acara yang diusung dalam
kegiatan kali ini adalah “Suka Cita dalam Kasih Persaudaraan”.
Tema ini terinspirasi dari Filipi 2:1-4; 2:14-15 dengan kemasan
Ziarek.
Dinda Rebelo menyaksikan Rini menyusun gelas |
“Karena perjalanan
terlambat sampai tempat sesuai perkiraan, maka acara berubah
menyesuaikan jadwal tiba. Pukul 10.30 wib acara dimulai dengan games
anak. Ada games mencari benda-benda di sekeliling wisma. Yang paling
banyak mendapatkan benda menjadi pemenangnya. Terpilih 4 orang
pemenang dengan benda terbanyak, yang mendapatkan hadiah botol minum.
Lanjut games menyusun gelas aqua berkelompok 2 orang. Ada dua kalu
games, masing-masing dipilih satu pemenang. Pemenang dari
masing-masing sesi mendapat hadiah lunchbox dan botol minum,”jelas
Lucy.
Lebih lanjut terang
Lucy, pada pukul 12.00 wib dilanjutkan dengan makan siang, lalu
istirahat check in hingga pukul 15.30 wib. Sambil memakan snack timus
dan kacang rebus, juga digelar games untuk anak berupa kuis Kitab
Suci. Ada 4 hadiah berbeda untuk pemenang berupa tea set, sop bowl
besar, cangkir set bertuliskan Mama-Papa dan lunchbox + handuk
bertuliskan St. Gabriel.
Setelah games,
pukul 16.00 wib acara dilanjutkan dengan talkshow kesehatan bertajuk
“Gaya hidup dan Hipertensi” yang dibawakan dr Maria Laurencia
Linawati yang juga warga dari Lingkungan St Gabriel. Gabriel.
Pada saat talkshow
kesehatan berlangsung, di ruang lain anak-anak dikumpulkan untuk
nonton film bareng Film tentang Nabi Nuh dan film kartun berjudul
Putri Nasi Jagung. Setelah itu dilanjutkan dengan kuis seputar film
tersebut. Sebagai penutup anak-anak semuanya mendapat doorprize.
Sebagian terekam lensa Doa Rosario |
Pada pukul 17.30 wib
semua warga kumpul bersama untuk ibadat dan doa rosario yang dipimpin
Pasianus Daeli. Usai ibadat dilanjutkan dengan makan malam tepat
pukul. 20.00 wib.
Selanjutnya Bapak-bapak dan ibu-ibu mengikuti sharing "Keluarga Kristiani yang Diberkati" yang dibawakan Andreas Sri Hartanto. Sementara anak-anak di ruang lain menonton film Turbo.
Selanjutnya Bapak-bapak dan ibu-ibu mengikuti sharing "Keluarga Kristiani yang Diberkati" yang dibawakan Andreas Sri Hartanto. Sementara anak-anak di ruang lain menonton film Turbo.
Pukul 23.00 wib
berlanjut dengan acara barbeque sosis, B2, ikan dan ayam yang
didahului dengan pembakaran api unggun. Tepat pukul 24.00 wib acara
pun selesai, ada yang langsung istirahat namun ada juga yang masih
menikmati malamnya Pacet Cipanas.
Lucy menambahkan,
pada hari kedua, tepat pukul 07.00 wib peserta Ziarek sarapan. Usai
sarapan maka tibalah sesi foto bersama yang seru dan heboh karena
harus menjadi 'bintang iklan' Coolant dengan foto bareng sambil
memegang botol minuman Coolant. Di penghujung acara, panitia pun
membagikan goodybag untukk anak-anak celengan handuk bertuliskan St.
Gabriel ditambah berbagai macam snack. Pukul 08.30 wib rombongan pun
meninggalkan Wisma menuju Lembah Karmel, Cikanyere untuk menghadiri
misa secara konvoi. Sekitar 20 menit rombongan tiba di lokasi.
Merry Martens,
salah satu anggota seksi acara menambahkan konsep acara yang dikemas
lebih fun, segar dan mengupayakan anak-anak untuk semua terlibat
bermain. Konsep outdoornya sendiri, kata Merry, lebih berbentuk
outbound atau bernuansa alam, sedangkan indoor berbentuk pembinaan
iman menggunakan media pembelajaran film dan power point. Duh,
sunggguh indah kebersamaan ini.
Timba Ilmu Dua Pakar
dr Lina sedang memaparkan materi |
Dua pembicara pada
kegiatan ini bagai oase bagi peserta ziarek. Betapa tidak, ketika dr
Maria Laurencia Linawati membawakan talkshow bertajuk “Gaya Hidup
dan Hipertensi” peserta tampak antusias menyimak paparannya. Lihat
saja betapa interaktifnya dalam sesi tanya jawab. Semuanya bertanya
mengenai pola makan, rasa sakit yang dialami dan bagaimana
mengatasinya.
Diskusi menjadi
menarik karena peserta ziarek pun secara bergilir dapat mengukur
tensi darahnya sendiri melalui tensi digital yang memang telah
disiapkannya. Peserta puas dan berharap ada sesi tematis lainnya
menyangkut kesehatan dan gaya hidup keluarga modern saat ini.
Pada sesi sharing
"Keluarga Kristiani yang Diberkati" yang dibawakan Andreas
Sri Hartanto yang aktif dalam pelayanan Pria Sejati CMN Depok, Pria
Sejati Katolik Keuskupan Bogor, Andre, begitu pria ini disapa
menjelaskan mengenai pondasi dasar pria dengan mengutip lukas
6:46-49.
Pria yang kuat
menurutnya adalah pria yang mendengar dan melakukan. Sementara pria
yang lemah adalah pria yang mendengar tetapi tidak melakukan.
“Pria yang kuat
adalah pria yang tetap teguh dan kuat ketika ada persoalan dan dia
keluar sebagai pemenang,”ujarnya.
Pak Andre sedang membawakan materi |
Dia juga sambung
Andre, yang menjadikan Tuhan sebagai penguasa tunggal dalam hidupnya
dan menjadikan firman sebagai perintah.
Dijelaskan Andre,
ada 3 langkah dasar yang harus dilakukan untuk menjadi pria yang kuat
yaitu pertama, mengasihi (Yoh 13:34). “Kita bisa mengasihi karena
kita punya Allah yang sangat baik. Kasih Allah telah diberikan kepada
kita (Roma 5:5).
Dan pengharapan
tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati
kita oleh roh kudus yang telah dikaruniakan kepada kita,”ungkapnya.
Kedua, mengaku dosa
(Yak 5:16).”Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan
saling mendoakan supaya kamu sembuh. Doa orang benar bila yakin
didoakan sangat besar kuasanya”,tegasnya. Keterbukaan menurutnya
awal pemulihan.
Ketiga, bertobat
(Kis 17:30).”Dengan tidak memandang lagi zaman, maka sekarang Allah
memerintahkan kepada manusia bahwa dimana-mana semua mereka harus
bertobat”.
Andre juga
menjelaskan soal kedudukan pria di mata Allah (I Kor II:3). “Tetapi
aku mau supaya kamu mengetahui hal ini, kepala dari tiap-tiap laki
ialah Kristus dan kepala dari tiap-tiap perempuan ialah lakik-laki
dan kepada dari Kristus adalah Allah”.
Pria menurut Andre
adalah kepala yang menjadi sumber penopang dan pengelola kalau
sumbernya benar, maka juga benar.
Peserta talkshow tampak antusias |
Lebih lanjut Andre
mengatakan sebagai kepala, seorang pria harus menjadi imam dengan
pertama, berdoa (I Tim 2:8). Dengan mempraktekkan doa maka terjadi
keintiman, melindungi dan menjaga keluarga, berhubungan dengan sang
sumber dari segala sumber. Kedua, dia harus mendengar. Seni
komunikasi kata Andre tidak terletak pada kemampuan berbicara tetapi
pada kemampuan mendengar. Ketiga, adalah melayani anak, istri, dan
orang yang dilayani merupakan teladan dari Yesus yang meskipun
Tuhan, ia datang bukan untuk dilayani melainkan melayani.
Andre juga menyoroti
soal banyak pria yang tidak maksimal. Kata Andre, ada 5 dosa yang
kaum pria lakukan yakni berbuat jahar, menyembah berhala, mencoba
Tuhan, bersungut-sungut dan berbuat cabul.
Lantas bagaimana
pria supaya bisa dilepaskan dosanya? Kata Andre lagi, dia harus
diampuni, menerima pengampunan melalui pengampunan dosa, menolong
orang lain terlepas dari ikatan dosa. Juga, harus mengampuni, karena
kasih tidak menyimpan kesalahan, kepahitan menyimpan dan selalu
mengingat-ingat kesalahan orang
lain.
“Kuasa pengampunan
akan membawa dan membuka berkat,”ujar Andre.
Di akhir paparannya
Andre menutup dengan menyoroti kedudukan dan peran istri bagi suami.
Andre mengutip 1 Petrus 3:7. Istri menurut Andre adalah garansi dari
doa suami. Istri juga sebagai penolong suami, maka hormatilah istri
dan hargailah istrimu. “Segala sesuatu yang dihargai akan bernilai
tinggi. Segala sesuatu yang direndahkan akan bernilai rendah,”tegas
Andre.
Suami yang hidup
benar akan mendapat kasih karunia. Maka yang dibutuhkan istri dari
suami adalah telinga untuk mendengar, perlakukan istri sebagai
sahabat, doa dan beri pujian dan dukungan.
Tak kalah penting
adalah perlunya rekonsiliasi agar dapat menampung banyak berkat.
Di villa lain anak-anak menonton film |
Pada sesi kesaksian
istri Andre Paskalina G. Wulandari memberi kesaksian seputar
kehidupan keluarga yang mereka jalani selama 12 tahun ini. Ada luka
batin, ada trauma. Namun yang terpenting adalah jangan sampai ada dua
nakhoda dalam satu rumah tangga.
Sementara Rika dalam
kesaksiannya mengatakan bahwa suaminya mengalami luka bathin namun
seetelah melakukan pengampunan-pengampunan maka berkat-berkat Tuhan
mulai mereka terima. Mereka dikaruniai dua orang anak.
Api unggun pun mulai bernyala |
Menjelang pukul
23.00 wib peserta menuju lapangan yang tempat duduknya dibuat seperti
pepunden berundak dan ditengahnya ada api unggu. Api unggun pun mulai
dinyalahkan. Di tengah remang-remang dan hangatnya api unggun peserta
ziarek menikmati jagung bakar, sosis bakar, ikan bakar, ayam bakar,
sosis dan aneka menu makan lainnya. Duh, nikmatnya luar biasa
kebersamaan itu. Anak-anak pun tak beranjak dari lokasi tersebut. Mereka tampak menikmati suasana tersebut.
Pada hari Minggu, 25
Oktober 2015 ketika peserta ziarek menghadiri misa penyembuhan di
gereja St Theresia, Lembah Karmel Cikanyere, Romo Giovanni, CSE dalam
kotbahnya mengatakan kesembuhan fisik itu penting, tetapi kesembuhan
jiwa dan rohani lebih penting.
“Tidak ada guna kalau kita sembuh secara fisik tapi melupakan Yesus. Tetapi kalau kita sembuh secara jiwa maka kita mengikuti Yesus dan masuk surga,”ungkap Romo Giovanni.
Menikmati jagung bakar |
“Meski keadaan
menghalangi Anda untuk bertemu Yesus tapi seruanmu tidak. Anda bisa
berseru dan menghentikan langkah Yesus untuk menaruh belas kasihanya
kepada Anda. Pastikan, teriakanmu mengentikan langkah Yesus untuk
menaruh belas kasihanya kepada Anda!
Suasana misa di lembah Karmel |
Lewat pengalaman iman Bartimeus dalam injil, maka dapat disimpulkan bahwa usaha bukan berorientasikan pada hasil melainkan proses dengan bersentuhan dengan proses. Iman, menurutnya terbuka untuk melihat karya Tuhan yang sungguh luar biasa. Maka, percayakan seluruhnya pada Yesus, karena Dia mampu melakukan semuanya.
Sungguh sebuah
ziarah bathin yang utuh bagi peserta ziarek warga Lingkungan St
Gabriel mereka diperkaya bathin melalui sharing yang dibawakan Pak
Andre, mereka juga diingatkan oleh Pasianus Daeli ketika memimpin
ibadat doa Rosario agar menjadi keluarga bercahaya. Mereka belajar
tentang mengasihi, mereka juga mengenali luka bathin mereka dan
mereka senantiasa seluruh hidupnya mengandalkan Yesus. Dan pada
akhirnya mereka digenapi dengan pesan lewat homili Romo Giovanni pada
misa tersebut.
Tak lupa Panitia
Ziarek Lingkungan St Gabriel mengucapkan terima kasih banyak kepada
Ibu Maria Kresensia Tenti Lamak Kerong yang telah mendukung kegiatan
kami dengan memudahkan mendapat akses menginap dan menggunakan
fasilitas Wisma Kompas Gramedia, Pacet, Cipanas.
Terima kasih juga
kami sampaikan kepada donatur-donatur dari warga lingkungan St
Gabriel sehingga acara berjalan sukses. Terima kasih juga dukungan
doa dari segenap warga lingkungan St Gabriel baik yang ikut ziarek
maupun yang tidak ikut.
Inilah sebagian Tim Oranye itu... |
Indahnya kebersamaan
itu...... Terima kasih Tuhan atas semuanya. Bravo Tim Oranye! (Farida
Denura)
Terimakasih Bu Farida untuk tulisannya yang sangat bermakna..Tuhan berkati
BalasHapusAmin Bu Endang.. yang penting kebersamaan tetap terjaga Bu. Ziarek penuh makna. Bukan cuma senang-senang tapi juga menimba ilmu, nasehat, dan lain-lain..
BalasHapusLiputan yang luar biasa.. Terimakasih bu Farida.. Semoga kebersamaan ini bukan hanya menjadi kenangan, namun senantiada selalu terjalin diantara kita.. Salam St. Gabriel..
BalasHapusAmin Mama Leo. Itu yang kita harapkan bukan hanya diidamkan. Setiap benih perpecahan yang muncul, kita singkirkan Bu. Indah sekali Bu. Betapa kita semua bahu-membahu, saling menyokong, mendukung tanpa perhitungan baik materi maupun non materi. Jempol 2 memang Bu.
BalasHapusKebersamaan yang indah❤
BalasHapus