Translate

Rabu, 20 November 2013

Santo Stefanus: Diakon dan Martir

St Stefanus
Santo Stefanus adalah diakon dan martir pertama dalam tradisi kekristenan. Santo Stefanus yang dikenal sebagai Protomartyr (martir pertama) dihormati sebagai santo dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Gereja menghormati Santo Stefanus karena keberanian dan kebijaksanaan, serta kasihnya kepada Allah dan orang miskin.

Kemartiran tidak harus dimengerti bahwa seseorang harus mati dalam membela imannya, tetapi harus dimengerti pada tataran keberanian membela Kerajaan Allah sebagai kerajaan cinta kasih. Konkretnya, dalam pelayanan.”

Kemartiran St Stefanus adalah bentuk kesaksian iman. Oleh sebab itu, bentuk kesaksian iman semacam ini perlu diteladani dan dimaknai secara baru. Penafsiran dan pemaknaan secara baru menjadi penting mengingat situasi zaman yang terus berubah. Perkembangan makna perlu dilihat berdasarkan konteks dan tantangan yang konkret.

Tantangan yang dihadapi St Stefanus adalah penguasa. Ia melawan tidak dengan apologi atau kata-kata semata, tetapi dengan perbuatan baik. Perbuatan baik inilah yang harus terus digelorakan.

Satu-satunya sumber informasi terpercaya tentang Stefanus adalah Kisah Para Rasul Bab 6 dan Bab 7. Sebagai diakon, ia adalah salah satu dari tujuh orang yang hidupnya saleh dan terpandang. Ia dipilih para rasul untuk pelayanan distribusi makanan kepada para janda dan orang miskin. Peranan ini kemudian dikenal dengan istilah diakon.

Kisah Para Rasul mengisahkan bagaimana Stefanus diadili oleh Sanhedrin dengan dakwaan menghujat Nabi Musa dan Allah (Kis 6:11) dan berkata-kata menentang Bait Allah dan Hukum Taurat (Kis 6:13-14). Hukuman yang diterimanya adalah dirajam sampai mati oleh sekelompok massa yang marah setelah diprovokasi Saulus dari Tarsus, yang kelak dikenal sebagai Santo Paulus (Kis.8:1).

Khotbah terakhir yang disampaikan Stefanus berupa tudingan terhadap kaum Yahudi, karena telah membunuh nabi-nabi mereka serta menjadi pembunuh Kristus (Kis 7:52).

Orang-orang yang marah itu lalu menghalau dia ke luar kota dan melemparinya dengan batu. Tetapi, Santo Stefanus mengampuni para pembunuhnya itu sambil berdoa, “Ya Bapa, janganlah tanggungkan dosa ini atas mereka. Ya Tuhan Yesus terimalah rohku.”

Menjelang ajalnya, Stefanus mengalami suatu teofani atau penampakan Allah. Teofani yang dialaminya bersifat unik, karena ia menyaksikan baik Allah Bapa maupun Allah Putra. “Aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia duduk di sebelah kanan Allah”(Kis 7:56). Stefanus mati sebagai martir kira-kira pada tahun 34.

Kita menghormati Santo Stefanus karena keberanian dan kebijaksanaannya serta akan kasihnya kepada Allah dan orang miskin. Hari rayanya diperingati setiap tanggal 26 Desember.(Diolah dari berbagai sumber)


1 komentar:

  1. Amin smg semangat St. Stefanus merasuki hati kita semua agar lebih semangat dlm melayani Tuhan dan sesama.....St. Stefanus doakanlah kami

    BalasHapus