Pekan Biasa XXXIV (H)
St. Yohanes Berchmans; St. Silvester Gozzolini;
St. Leonardus a Porto Mauritio; St. Sarbel Maklouf
Bacaan I: Dan. 2:31–45
Mazmur: Dan. 3:57,58,59,60,61
Bacaan Injil: Luk. 21:5–11
Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: ”Apa yang kamu lihat di situ—akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.” Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: ”Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab-Nya: ”Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” Ia berkata kepada mereka: ”Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
Renungan
Banyak kisah nyata di mana ada ajaran sesat yang mengajak orang untuk mati bunuh diri karena meyakini sebentar lagi akan datang hari kiamat. Ada lagi ramalan-ramalan yang menakut-nakuti orang dengan mengungkapkan tanda-tanda bahwa hari kiamat sudah semakin nyata di depan mata. Terhadap semua isu itu, hendaknya kita mengingat teks yang hari ini kita baca dari Injil Lukas: ”Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.”
Mungkin sikap paling baik adalah memasrahkan hidup kita setiap saat. Kapan pun itu terjadi bukanlah suatu masalah. Tugas kita hanyalah hidup setiap hari dengan baik karena toh cepat atau lambat hidup kita akan berakhir juga dari dunia ini. Ada banyak hal yang tidak bisa kita prediksi dalam hidup ini. Jangankan soal kedatangan Yesus yang kedua, kadangkala untuk memprediksi apa yang akan terjadi esok hari pun kita tak bisa mengetahuinya. Hari-hari kita dipenuhi oleh misteri dan ketidakpastian, tugas kita adalah menyelesaikan tugas hidup yang menjadi tanggung jawab kita sebaik-baiknya setiap hari. Ada orang-orang yang tidak bisa memprediksi apakah mereka besok masih bisa makan atau tidak, namun mereka memiliki keyakinan, kesusahan hari ini biarlah untuk hari ini. Mereka yakin Tuhan terus memelihara mereka. Ini adalah cara menjalani hidup yang sangat sederhana. Entah kapan mau datang hari kiamat itu, aku sudah siap hari ini, esok atau entah kapan.
Doa: Tuhan, ajarlah aku setiap hari untuk memasrahkan hidupku ke dalam tangan-Mu. Apa pun yang terjadi, aku serahkan, ya Tuhan. Amin.
Sumber: http://www.obormedia.com/content/renungan-ziarah-batin-2013-2
St. Yohanes Berchmans; St. Silvester Gozzolini;
St. Leonardus a Porto Mauritio; St. Sarbel Maklouf
Bacaan I: Dan. 2:31–45
Mazmur: Dan. 3:57,58,59,60,61
Bacaan Injil: Luk. 21:5–11
Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: ”Apa yang kamu lihat di situ—akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.” Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: ”Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab-Nya: ”Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” Ia berkata kepada mereka: ”Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
Renungan
Banyak kisah nyata di mana ada ajaran sesat yang mengajak orang untuk mati bunuh diri karena meyakini sebentar lagi akan datang hari kiamat. Ada lagi ramalan-ramalan yang menakut-nakuti orang dengan mengungkapkan tanda-tanda bahwa hari kiamat sudah semakin nyata di depan mata. Terhadap semua isu itu, hendaknya kita mengingat teks yang hari ini kita baca dari Injil Lukas: ”Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.”
Mungkin sikap paling baik adalah memasrahkan hidup kita setiap saat. Kapan pun itu terjadi bukanlah suatu masalah. Tugas kita hanyalah hidup setiap hari dengan baik karena toh cepat atau lambat hidup kita akan berakhir juga dari dunia ini. Ada banyak hal yang tidak bisa kita prediksi dalam hidup ini. Jangankan soal kedatangan Yesus yang kedua, kadangkala untuk memprediksi apa yang akan terjadi esok hari pun kita tak bisa mengetahuinya. Hari-hari kita dipenuhi oleh misteri dan ketidakpastian, tugas kita adalah menyelesaikan tugas hidup yang menjadi tanggung jawab kita sebaik-baiknya setiap hari. Ada orang-orang yang tidak bisa memprediksi apakah mereka besok masih bisa makan atau tidak, namun mereka memiliki keyakinan, kesusahan hari ini biarlah untuk hari ini. Mereka yakin Tuhan terus memelihara mereka. Ini adalah cara menjalani hidup yang sangat sederhana. Entah kapan mau datang hari kiamat itu, aku sudah siap hari ini, esok atau entah kapan.
Doa: Tuhan, ajarlah aku setiap hari untuk memasrahkan hidupku ke dalam tangan-Mu. Apa pun yang terjadi, aku serahkan, ya Tuhan. Amin.
Sumber: http://www.obormedia.com/content/renungan-ziarah-batin-2013-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar