Umat wilayah St Stefanus foto bersama dengan Romo Yosef Tote, usai misa Paskah Padang Bersama di Golf Sawangan, Bojongsari, Depok, Kamis (01/05/2014). [Foto-Foto: Aries & Farida Denura] |
Ide ibu-ibu tersebut langsung diutarakan ke Elven Rajalewa dan disambut baik. Elven kala itu menjanjikan akan mempersiapkan konsep Paskah Padang Bersama untuk didiskusikan pada pertemuan berikutnya. Ibu-Ibu pun sepakat dengan Ketua KUB A. Ide Elven kemudian didiskusikan bersama Sekretaris dan lahirlah konsep Paskah Padang Bersama yang semula dikhususkan bagi warga KUB A dan KUB C yang kemudian ditingkatkan menjadi kegiatan berskala wilayah St Stefanus.
Rapat akhirnya digelar kembali dengan mengundang beberapa ibu pada Sabtu 29 Maret 2014 di kediaman sementara Ibu Agatha di Cluster Gardenia. Mereka yang hadir antara lain Ibu Nova Taroreh, Ibu Agatha, Ibu Endang, Maria P. Daeli, Ibu Sinaga, Ibu Ella, dan Ibu Lucy Happy. Sementara Bapak-Bapak yang hadir adalah Pak Tommy, Pak Elven, Pak Sinaga, dan Pak Aries.
Meski hujan deras, tetap tidak menyurutkan semangat mereka untuk hadir pada rapat tersebut. Diawali dengan Doa Pembuka dan dilanjutkan dengan pemaparan konsep Paskah Padang Bersama oleh Ketua KUB A.
Paskah Padang Wilayah St Stefanus. |
Paskah Padang yang dimaksud tambah Elven, juga akan mengundang warga KUB C untuk bergabung bersama dalam dua kegiatan besar yaitu: Kegiatan Ibadah Dewasa & Anak-Anak dan Kegiatan Outbound atau Rekreasi dan Games.
Dalam kesempatan tersebut Elven menawarkan tema Paskah Padang Bersama yang selaras dengan visi Keuskupan Bogor yaitu Communio dan tema yang diputuskan adalah:“Communio et Progessio” (Persekutuan dan Kemajuan). Sedangkan sub temanya adalah: “Hendaklah Kamu Sehati Sepikir, dalam Satu Kasih, Satu Jiwa, Satu Tujuan”. (Filipi 2: 2b).
Konsep beserta tema pun langsung disetujui peserta rapat dan langsung dibentuk panitia yang terdiri dari: Ketua (Pak Elven Rajalewa), Sekretaris (Ibu Farida Denura), Bendahara (Ibu Nova Taroreh). Sementara Seksi-Seksi: Seksi Ibadah & Liturgi: Pak Hermanto Situmorang (Koordinator) dan Pak Adrianus Angkur. Seksi Koor: Ibu Endang (Koordinator) dan Ibu Maria P. Daeli. Seksi Konsumsi: Ibu Agatha Atin (Koordinator), Ibu Ella Aries, Ibu Elda. Seksi Acara (Anak & Dewasa): Ibu Veronica Lucy (Koordinator), dan Ibu Merry Martens. Seksi Dokumentasi: Pak Aries. Seksi Perlengkapan dan Transportasi: Pak Tommy (Koordinator), Pak Bernard Sinaga dan Pak Budi Muyanto .
Menu hasil saweran. |
Seru, Praktis, Tak Banyak Rapat
Guna mensosialisasikan rencana tersebut, Ketua Panitia bersama Sekretaris memutuskan untuk tidak membuat surat undangan maupun sejenisnya. Yang dilakukan, adalah berkunjung ke rumah warga, berkenalan lebih dekat sekaligus menjelaskan kegiatan tersebut. Biasanya dilakukan malam hari usai pulang kerja atau kegiatan lainnya.
Lokasi Golf Sawangan yang disurvei. |
Koordinasi selanjutnya lebih banyak dilakukan melalui WA Group maupun WA pribadi masing-masing panitia dan puji Tuhan panitia kompak komunikasi terjalin dengan baik. Koordinasi pun berjalan dan semuanya oke hingga akhir acara pada hari H.
Rapat berikutnya yaitu rapat kedua, digelar di kediaman Bu Endang, Minggu, 20 April 2014 sore. Rapat cuma mengagendakan laporan perkembangan masing-masing seksi sekaligus check list masing-masing seksi.
Komunikasi yang paling intens dengan Sekretaris maupun Bendahara adalah Sie Konsumsi dan Si Acara. Kedua seksi ini memang super sibuk memikirkan soal menu, kemasan acara, maupun aneka hadiah. Tentu semuanya harus didukung dengan dana yang tersedia di Bendahara.
Guna memastikan kehadiran Romo pada acara tersebut, Pak Tommy dan Pak Elven menemui Romo Yosef Tote di Pastoran. Ketika niat diutarakan Romo Yosef Tote setuju untuk memimpin misa dan membatalkan kegiatan lainnya pada hari tersebut di Jakarta. “Romo ingin dekat dengan umat, khususnya umat di wilayah St Stefanus,”ujar Tommy.
Romo Yosef Tote bermain harmonika. |
Suatu kali di sekolahan Mardi Yuana, berkumpulah 3 ibu yang kebagian seksi pada acara tersebut. Mereka adalah Ibu Agatha, Ibu Lucy, serta Ibu Santhy. Ketika sedang menunggu anak-anaknya latihan drumband mereka menggelar rapat seksi. Bu Lucy mencatat hasil rapat.
Trio ibu super sibuk. |
Saat saya sedang berada di Bandung, tiba-tiba mendapat WA dari Bu Agatha yang berbunyi:”Bu, siapa yang bisa bikin bakiak tandem buat lomba?” Saya menjawabnya,”Bakiak Tandem itu apa Bu? Lalu dijelaskan Bu Agatha. Saya pun langsung berkoordinasi dengan Pak Aries melalui WA.
Pak Aries langsung mengiyakan dan bertanya pada saya,”Tandem buat berapa orang Bu, terus Bakiak Tandemnya mau dibuat berapa pasang Bu?”. Saya pun langsung meminta Pak Aries untuk koordinasi lebih lanjut dengan Bu Lucy.
Koordinasi berlangsung baik dan hasilnya bakiak tandem karya Pak Aries membuat acara menjadi tambah seru dan diminati bapak-bapak maupun ibu-ibu.
Bu Lucy sedang MC. |
Komunikasi dengan Pak Yosi terus berlangsung dan Pak Yosi menginformasikan akan menyumbang snack berupa Taro, Biskuit, dan Teh Pucuk sekitar 70 bungkus. Luar biasa donasi keluarga muda ini.
Menjelang H-1 ada juga cerita-cerita seru ibu-ibu yang mendapat jatah konsumsi. Bu Agatha selaku Koordinator Seksi Konsumsi setiap saat mengupdate soal menu makanan.
Bapak-Bapak sedang ikut lomba bakiak. |
Hingga malam hari pada H-1 Bu Novi masih juga belum tenang karena belum mendapatkan Andaliman. Bu Agatha meminta saya mencarikan usai pulang kerja, namun saya tidak menyanggupi karena pasar sudah tutup pada jam tersebut. Akhirnya pada Kamis 01 Mei 2014 pagi buta, Bu Novi mendapatkan bumbu tersebut.
Untuk urusan nasi, Bu Maria P Daeli yang mengkoordinir ibu-ibu. Bu Agatha mengirim WA di group:”Malam ibu-ibu, mengingatkan yang bertugas membawa nasi: Bu Tommy, Bu Farida, Bu Endang, Bu Maria Pa Daeli, Bu Nova, Bu Carol, Bu Lucy, Bu Lista, Bu Tanti, Bu Kathrien dan Bu Agatha”. Esok paginya Bu Maria P Daeli mengirim WA ke group tepat pukul 05.43 wib,”Ibu-ibu nasinya masih ditunggu ya. Bu Carol Suseno meski tidak ikut bergabung di acara tersebut karena berhalangan langsung menyahut,”Saya ke sana ya Bu”. Sementara Bu Agatha,”Oke Bu Maria, aku siapin anak-anak dulu nih”. Bu Katharina, Bu Wisnu, Bu Lucy, Bu Lista dan saya pun menyahut oke.
Menikmati menu saweran. |
Nah, soal dana yang paling krusial. Meski sudah ditalangi KUB A dan donasi sebesar Rp 1 juta dari Bapak Bernard Sinaga untuk sewa tenda, tetap saja masih kurang karena dan dari warga KUB A, B, dan C semuanya belum terkumpul. Dalam perjalanan pulang saya dari Bandung, Sabtu 26 April 2014, Seksi Acara, Seksi Konsumsi intens berkomunikasi dengan saya via WA dan juga mempublish kebutuhan dana di group WA KUB B untuk kebutuhan kedua seksi tersebut. Sementara dana yang ada sebagian sudah dibayar untuk sewa lahan, tenda, dan lain-lain. Saya belum sempat mengumpulkan dana. Tiba di Depok, malam harinya saya bersama Ketua Panitia langsung keliling mengumpulkan dana di KUB C, KUB A dan dilanjutkan Minggu 27 April 2014 saat mengikuti latihan koor di rumah Pak Meno.
Bapak-bapak kompak dalam sebuah permainan. |
Usai koor saya mohon ijin sebentar mengupdate informasi perserta, kebutuhan dana dan lain-lain dan saat itu juga peserta koor yang belum mengumpulkan dana serentak menyerahkan ke saya. Sekali lagi Puji Tuhan atas kemurahanNya semua warga wilayah St Stefanus. Acara pengumpulan dana masih tetap berlangsung ketika ada misa memperingati arwah di kediaman Pak Asamta.
Setelah selesai misa, saya pun masih saja mengumpulkan dana dan malam itu terkumpul lagi. Pada hari H usai acara masih juga mengumpulkan dana. Sisa dana dari KUB C hari itu diserahkan ke saya dan beberapa warga KUB B pada hari itu juga menyerahkan ke saya.
Di saat bersamaan Pak Tommy mengirim WA ke saya meminta ke rumah Bu Christine untuk mengambil dana dari kas wilayah yang telah disediakan Bu Christin. Bu Nova selaku Bendahara mengambil dana tersebut. Selain itu ada juga warga yang selain menyumbang Rp 50 ribu karena atas nama kebersamaan menghubungi Ketua Panitia untuk mengambil dana tambahan.
Di saat-saat terakhir itu pula Ibu Cathy Christopher yang juga mengikuti percakapan seputar dana di WA Group ikut menyumbang dana dalam jumlah yang cukup besar. Terima kasih Bu Cathy untuk persembahan kasih yang begitu besar buat acara ini. Tuhan memberkati ibu selalu. Sayang karena kesibukan, Ibu Cathy tidak bisa hadir bersama warga Wilayah St Stefanus di acara tersebut.
Tuhan memang luar biasa baik. Di saat kebutuhan masing-masing seksi akan dana, pada Rabu malam hari H, semua dana terkumpul dan semua kuitansi dibayar, semua kewajiban dilunaskan. Kini, saatnya Panitia menggelar rapat membahas acara yang telah berlangsung, mengevaluasi serta membuat Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan. Karena kasih dan kuasa Tuhan dana yang dihimpun panitia pun menjadi surplus. Luar biasa dan semua indah pada waktunya! Yang menarik Sekretaris diberi kuasa Bendahara untuk langsung mengelola dana yang diterima dengan langsung mengalokasikan ke seksi-seksi yang membutuhkan. Terima kasih Bu Nova atas kepercayaan tersebut.
Hal menarik lainnya, saat hendak menuju lokasi adalah urusan check list. Bu Agatha dalam WA mengingatkan Bu Endang,”Bu Endang jangan lupa termos untuk air panas ya”. Dan dijawab Bu Endang,”Siap!”
Bu Nova yang tiba lebih awal di lokasi melapor di WA Group,”Kami udah menuju lokasi Bu sambil membawa Pecel dkk. Tambah lagi peringatan dari Bu Agatha,”Bapak Ibu yang membawa aqua, jangan lupa ya”.
Check list lainnya datang dari Bu Endang. Ketika rombongan kami, rombongan paling akhir meninggalkan GDC menuju arah Sawangan, tepat mendekati pertigaan menuju arah Sawangan, tiba-tiba Bu Endang memposting di WA Group sbb: “Bapak Ibu ada yang bawa Kitab Suci ngga ya? Bu apa Romo ada bacaan ngga? Langsung saya menjawab,” Wah, kami putar ke gereja dulu ambil Bu. Bacaan sudah Bu di sub tema Filipi 2:2B. Dijawab Bu Endang,”Baik Bu, dan sekalian titip Puji Syukur. Apa peralatan misa sudah lengkap? Saya bawa salib dan lilin. Akhirnya daripada ada yang kurang melalui koordinasi yang baik dengan Satpam Gereja kami pun dipinjamkan Kitab Suci, Puji Syukur, Taplak Meja Putih. Semua aman dan tim sapu jagat yang terdiri Pak Elven, saya dan Bu Maria Gayatri pun bertolak menuju Sawangan.
Sesampai di lokasi semua panitia langsung menata meja altar, membentangkan tikar, memasang backdrop. Kerja kilat semuanya beres dan misa langsung dimulai pukul 08.15 wib. Khidmat, dan meriah dengan puji-pujian yang dibawakan Stefanus Choir, meski mereka sedikit berkeringat karena disiram panas matahari pagi.
Usai misa, digelar games-games yang tak kalah seru dengan hadiah-hadiah menarik. Dua MC yang memandu acara ini adalah ibu Lucy dan Ibu Merry. Mereka piawai memandu games khusus Balita, anak-anak, serta orang dewasa. Untuk Batita, lomba memindahkan bola, untuk balita digelar lomba mencari telur Paskah dan untuk anak-anak ada lomba rebutan kursi, lomba menghias telur, lomba memindahkan karet dengan sedotan beregu. Untuk dewasa, lomba bakiak untuk bapak-bapak dan ibu-ibu serta lomba menyambung sedotan. Terima kasih Bu Lucy, sang komando yang luar biasa mempersiapkan acara di sela harus mengurus ketiga puteranya.
Mendung mulai menutupi langit dan usai lomba Bakiak serta bagi-bagi hadiah, hujan pun turun dengan derasnya. Tak ada acara bebas berenang bagi anak-anak. Semuanya duduk di selasar bergelar tikar, menikmati kopi, teh dan snack yang tersedia.
Hujan pun mulai reda dan satu persatu meninggalkan lokasi. Rombongan saya dan rombongan Bu Lucy adalah rombongan sapu jagat setelah menyelesaikan semua pembayaran dan lain-lain.
Semua yang hadir benar-benar puas dengan lomba-lomba yang digelar dengan aneka hadiah. Makanan berlimpah dibungkus dan dibawa pulang masing-masing. Sungguh, sebuah kebersamaan yang mengesankan. Indahnya sebuah kebersamaan! (Farida Denura)
Setelah selesai misa, saya pun masih saja mengumpulkan dana dan malam itu terkumpul lagi. Pada hari H usai acara masih juga mengumpulkan dana. Sisa dana dari KUB C hari itu diserahkan ke saya dan beberapa warga KUB B pada hari itu juga menyerahkan ke saya.
Duduk di selasar. |
Di saat-saat terakhir itu pula Ibu Cathy Christopher yang juga mengikuti percakapan seputar dana di WA Group ikut menyumbang dana dalam jumlah yang cukup besar. Terima kasih Bu Cathy untuk persembahan kasih yang begitu besar buat acara ini. Tuhan memberkati ibu selalu. Sayang karena kesibukan, Ibu Cathy tidak bisa hadir bersama warga Wilayah St Stefanus di acara tersebut.
Tuhan memang luar biasa baik. Di saat kebutuhan masing-masing seksi akan dana, pada Rabu malam hari H, semua dana terkumpul dan semua kuitansi dibayar, semua kewajiban dilunaskan. Kini, saatnya Panitia menggelar rapat membahas acara yang telah berlangsung, mengevaluasi serta membuat Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan. Karena kasih dan kuasa Tuhan dana yang dihimpun panitia pun menjadi surplus. Luar biasa dan semua indah pada waktunya! Yang menarik Sekretaris diberi kuasa Bendahara untuk langsung mengelola dana yang diterima dengan langsung mengalokasikan ke seksi-seksi yang membutuhkan. Terima kasih Bu Nova atas kepercayaan tersebut.
Hal menarik lainnya, saat hendak menuju lokasi adalah urusan check list. Bu Agatha dalam WA mengingatkan Bu Endang,”Bu Endang jangan lupa termos untuk air panas ya”. Dan dijawab Bu Endang,”Siap!”
Sebagian umat wilayah St Stefanus berkumpul bersama sebelum menuju lokasi. |
Check list lainnya datang dari Bu Endang. Ketika rombongan kami, rombongan paling akhir meninggalkan GDC menuju arah Sawangan, tepat mendekati pertigaan menuju arah Sawangan, tiba-tiba Bu Endang memposting di WA Group sbb: “Bapak Ibu ada yang bawa Kitab Suci ngga ya? Bu apa Romo ada bacaan ngga? Langsung saya menjawab,” Wah, kami putar ke gereja dulu ambil Bu. Bacaan sudah Bu di sub tema Filipi 2:2B. Dijawab Bu Endang,”Baik Bu, dan sekalian titip Puji Syukur. Apa peralatan misa sudah lengkap? Saya bawa salib dan lilin. Akhirnya daripada ada yang kurang melalui koordinasi yang baik dengan Satpam Gereja kami pun dipinjamkan Kitab Suci, Puji Syukur, Taplak Meja Putih. Semua aman dan tim sapu jagat yang terdiri Pak Elven, saya dan Bu Maria Gayatri pun bertolak menuju Sawangan.
Sesampai di lokasi semua panitia langsung menata meja altar, membentangkan tikar, memasang backdrop. Kerja kilat semuanya beres dan misa langsung dimulai pukul 08.15 wib. Khidmat, dan meriah dengan puji-pujian yang dibawakan Stefanus Choir, meski mereka sedikit berkeringat karena disiram panas matahari pagi.
Bahagia mendapat hadiah games. |
Hujan pun mulai reda dan satu persatu meninggalkan lokasi. Rombongan saya dan rombongan Bu Lucy adalah rombongan sapu jagat setelah menyelesaikan semua pembayaran dan lain-lain.
Semua yang hadir benar-benar puas dengan lomba-lomba yang digelar dengan aneka hadiah. Makanan berlimpah dibungkus dan dibawa pulang masing-masing. Sungguh, sebuah kebersamaan yang mengesankan. Indahnya sebuah kebersamaan! (Farida Denura)
tetap dan terus semangat ya umat wil Stefanus....kegiatan selanjutnya kita bisa berbagi dgm mereka yg berkekurangan spt yg dilakukan Santo Stefanus...amin
BalasHapusSetuju Bu Endang. Mungkin bisa dilakukan menjelang atau sesudah Natal. Dikemas dalam sebuah acara bertajuk: "Natal-Tahun Baru Bersama & Pesta Nama: "Berbagi Kasih dengan Anak-Anak". Misalnya dengan anak-anak di Panti Asuhan Desa Putera dan Pondok Si Boncel. Perayaan misa langsung dilaksanakan di Kapel Desa Putera, acara bisa berlangsung di aula maupun lapangan luas di depan PA Desa Putera. Setelah itu acara bebasnya bisa dilakukan dengan wisata ke Setu Babakan, letaknya persis di belakang Panti. Mesti dirancang mulai sekarang agar proposal disiapkan dan Panitia sudah dapat mencari sponsor. Itu saja input dari saya. Salam Stefanus.
BalasHapus