Translate

Jumat, 03 Juli 2015

Persekutuan Kristiani Tidak Bisa Dibangun Tanpa Hikmat


Ketua Majelis Jemaat, GPIB Jemaat Immanuel Depok, Pdt. DR. Alexius Letlora, S.th, M.Min sedang membawakan firman Tuhan pada Ibadah Raya Perdana Oikoumene se- Grand Depok City, Depok yang berlangsung Sabtu (20/6) petang di Depok.[Foto-Foto: Farida Denura]

DEPOK - Ketua Majelis Jemaat, GPIB Jemaat Immanuel Depok, Pdt. DR. Alexius Letlora, S.th, M.Min ketika membawakan firman Tuhan pada Ibadah Raya Perdana Oikoumene se- Grand Depok City, Depok yang berlangsung Sabtu (20/6) petang di Depok menegaskan bahwa persekutuan Kristiani tidak bisa dibangun tanpa hikmat.

Mengutip Surat Paulus kepada Jemaat Korintus, 1 Korintus 2:1-5, Pdt. Alexius yang juga Ketua Umum MPH PGIS Masa Bakti 2011-2016 lebih lanjut mengatakan hikmat itu dikatakan sebagai hidup takut akan Tuhan, awal dari pengetahuan (knowledge) dan itu dia sangat dekat pemahamannya dengan hikmat, wisdom
 
“Bedakah knowledge dengan wisdom? Tidak. Kalau pengetahuan itu bagaikan sebuah kapal maka wisdom (hikmat) itu bagaikan kompas agar kapal itu menuju ke pelabuhan yang sudah ditetapkan,”Pdt Alexius mengibaratkannya. 
 
Pdt. Alexius berharap kepada umat Kristiani di persekutuan ini agar di tengah-tengah atmosfer kejahatan yang luar biasa seperti sekarang ini, anak-anak Tuhan di GDC harus bersatu. Dan kalau bersatu, bukan sekedar bersatu. Mereka bersatu menjadi persekutuan yang juga punya knowledge, berpengetahuan pada firman Tuhan. 
 
Pdt. DR. Alexius Letlora, S.th, M.Min
“Persekutuan itu kalau dibangun dasarnya bukan Firman Tuhan, sebentar ketemu pergumulan sedikit, bubar. Dia juga tidak militan, tidak bergerak, tidak mengakar. Karena itu diperlukan anak-anak Tuhan yang senantiasa hadir dengan pengetahuan firman Tuhan. Jadi alkitab itu dibaca, direnungkan. Kita harus belajar dan diperkuat oleh firman Tuhan. Hanya dengan begitu dimungkinkan kita memiliki hikmat. Hikmat itu bagai pisau operasi yang kecil dan tajam. Itulah hikmat. Hikmat itu kecil tapi tajam. Di balik segala fenomena dan kecenderungan kemana persekutuan ini harus berjalan, ke arah mana persekutuan itu harus berjalan,”lanjut Pdt. Alexius. 

Dengan begitu maka di tengah-tengah gagasan, pendapat, dan pengetahuan dunia yang merusak maka menurut dia gereja hadir dengan kewibaan ilahi dan menyatakan tugas panggilannya sebagai persekutuan yang menghadirkan damai sejahtera dan hari esok yang penuh pengharapan.

Persekutuan yang dibangun kata Paulus seperti dikutip pada 1 Korintus 2:5 dikatakan bahwa “supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah”. Ini menurut Pdt Alexius bahwa supaya ketika kita hadir sebagai persekutuan yang kemudian diikat dalam aktivitas kegiatan yang memberikan kesaksian di dunia ini dan di setiap kesaksian itu mereka berani dan hadir mengatakan bahwa Yesus Kristus yang utama dan terutama.

Pdt Alexius mengumpamakan pelayan setia dengan sosok sang Valet. “Jika kita hendak parkir di mall, dan malas mencari tempat parkir sendiri, kita bisa menggunakan jasa valet parking. Valet sebenarnya menunjuk pada orang yang memarkirkan. Berakar dari bahasa Latin Vassus, diturunkan ke bahasa Prancis dan Inggris "Valet" berarti asisten atau pelayan laki-laki. Seorang valet adalah seorang yang siap melayani (tuannya),”umpamanya.


Paduan Suara FUK GDC membawakan pujian.
Dikatakan dia, seorang yang datang dan hadir harus sebagai sebagai pelayan setia, abdi Allah, anak-anak Tuhan yang hadir dan berarti dalam kesetiaan total kepada Kristus. Dan, yang melayani sebagai abdi yang setia sehingga persekutuan itu menjadi persekutuan yang dilandasi dengan semangat yang sama bahwa kita saling melayani.

“Kita hadir dan tidak dibatasi oleh berbagai denominasi. Kita menjadi anak-anak Allah yang paham betul bahwa hidup sebagai murid-murid Kristus tidak bisa tidak bisa tidak adalah hidup dengan militansi yang baik,”ujarnya.

Ini menurut dia menunjukan bahwa menjadi anak-anak Tuhan yang mengarah kepada Kristuslah yang membuat kita dipersatukan. Dalam kesatuan seperti itu betapa indahnya karena jemaat di Korintus kemudian menjadi jemaat yang solid, menjadi jemaat yang membantu umat Tuhan di Yerusalem, menjadi umat yang terus menerus hadir sebagai persekutuan yang luar biasa melewati tantangan dan cobaan. Dan dalam konteks seperti itu kita menjadi umat Tuhan yang tidak pernah putus asa di tengah ajaran-ajaran seperti hedonisme, konsumtif dan lain-lain.

Ajaran-ajaran tersebut menurut dia merupakan godaan dan salah satu bentuk yang paling sederhana dari eksploitasi rasa kekurangan yang dimiliki manusia, dengan luar biasa dipakai. Dan segala yang dipergunakan kita hidup dengan pengaruh yang begitu dashyat. 

Anak-anak Tuhan kita menurut Pdt Alexius harus punya knowledge. Jika knowledge itu dituntun oleh wisdom maka persekutuan kita menjadi persekutuan yang tidak hanya ada di dalam dunia tapi kami tidak sama dengan dunia. Maju terus di dalam persekutuan ini dan total dalam persekutuanmu dengan Tuhan.

Wadah Kesehatian
Ketua Forum Umat Kristiani Grand Depok City (FUK GDC), Wirawan Dwi Oetomo sedang memberikan sambutan.

Ketua Forum Umat Kristiani Grand Depok City (FUK GDC), Wirawan Dwi Oetomo dalam sambutan juga menegaskan kebersamaan, kesehatian warga Kristiani untuk bersekutu bersama melalui Persekutuan Oikoumene Grand Depok City.

Ibadah raya perdana yang digelar tersebut menurut Wirawan bukan suatu kebetulan melainkan sebuah rencana Tuhan untuk menghimpun umat Kristiani antar denominasi yang ada di 16 cluster GDC Depok untuk berhimpun bersama, bersekutu memuji dan memuliakan Tuhan Yesus.

“Sebagai bagian dari umat Kristiani yang ada di GDC, saya melihat ada semangat yang sama dari umat Kristiani di sini agar terbentuk persekutuan Kristiani yang bersifat oikoumenis,”ujar Wirawan. 

Lebih lanjut Wirawan mengatakan sekalipun umat Kristiani dari GDC berasal dari berbagai denominasi gereja yang berbeda-beda, maupun suku yang berbeda namun tetap satu yaitu sebagai anak Allah yang sudah memperolah keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus yang menjadi garam dan terang dunia khususnya di GDC dan sekitarnya yang sangat majemuk. 

Selain itu,Wirawan berharap agar umat Kristiani di GDC juga harus menjaga kearifan lokal dan bisa bekerjasama dengan masyarakat lokal dan sekitar tempat domisili atau tempat ibadahnya. Ke depannya, kata Wirawan agar cluster-cluster yang belum membentuk persekutuan-persekutuan oikoumene agar segera membentuknya.

Ketua POA, DR Wilson Rajagukguk
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Persekutuan Oikumene Alamanda (POA), DR Wilson Rajagukguk, menjelaskan bahwa POA merupakan satu-satunya persekutuan oikoumene di GDC yang telah lama hadir dan Juni 2015 ini, genap berusia 5 tahun. 
 
POA, kata Pak Wilson, merupakan sebuah Persekutuan yang benar-benar bersifat Oikoumenis. Semua yang hadir dan bersekutu adalah anak-anak Tuhan Yesus yang menanggalkan Gereja masing-masing dan bersekutu dalam nama Yesus dan tak pandang dari Gereja mana.

Dalam ibadah perdana ini jelas Wilson, POA dipercayakan sebagai penanggung jawab kegiatan dan semuanya dipersiapkan dengan baik mulai dari tata ibadah, puji-pujian dan kegiatan lainnya.

Wilson berharap persekutuan yang bersifat oikoumene itulah harus menjadi ciri khas umat Kristiani yang tinggal di GDC dengan berbagai latar belakang gereja. 
 

Sebagian anak-anak Kristiani Grand Depok City mempersembahkan angklung, biola dan lagu usai Doa Pembuka pada Ibadah Raya Perdana Oikoumene se- Grand Depok City, Depok yang berlangsung Sabtu (20/6) petang di Depok.
Ibadah Raya Perdana Oikoumene se- Grand Depok City ini dihadiri sekitar 150 jemaat dari berbagai denominasi gereja yang tinggal di Grand Depok City, Depok. Selain Pdt. Alexius, panitia juga mengundang hadir Pendeta Emeritus Djoko Sulistyo (GKJ Eben Haezeer Pasar Minggu), Sintua Gultom (mewakili HKBP Kalimulya), Pdt. Bambang Soemardji (GBI GDC) dan juga Pastor Paroki St. Paulus Depok, namun berhalangan hadir. 
 
Ibadah raya yang mengusung tema: “Supaya Mereka Semua Menjadi Satu” (Yoh. 17:20-23) ini juga dimeriahkan dengan persembahan puji-pujian dari Paduan Suara FUK GDC, Paduan Suara HKBP Kalimulya, Paduan Suara GBI GDC, sajian angklung, biola, dan pujian dari anak-anak Kristiani GDC, berjudul “Jesus Love Me”  serta persembahan pujian "Karya Kemenangan-NYA" yang dibawakan Melky Lohi. Communio et Progressio! (Persekutuan dan Kemajuan). [Farida Denura]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar