DEPOK - Ketua Majelis Jemaat, GPIB Jemaat Immanuel Depok, Pdt. DR.
Alexius Letlora, S.th, M.Min ketika membawakan firman Tuhan pada
Ibadah Raya Perdana Oikoumene se- Grand Depok City, Depok yang
berlangsung Sabtu (20/6) petang di Depok menegaskan bahwa persekutuan
Kristiani tidak bisa dibangun tanpa hikmat.
Mengutip Surat Paulus kepada Jemaat Korintus, 1 Korintus 2:1-5,
Pdt. Alexius yang juga Ketua Umum MPH PGIS Masa Bakti 2011-2016 lebih
lanjut mengatakan hikmat itu
dikatakan sebagai hidup takut akan Tuhan, awal dari pengetahuan
(knowledge) dan itu
dia sangat dekat pemahamannya dengan hikmat, wisdom.
“Bedakah knowledge
dengan wisdom? Tidak.
Kalau pengetahuan itu bagaikan sebuah kapal maka wisdom
(hikmat) itu
bagaikan kompas agar kapal itu menuju ke pelabuhan yang sudah
ditetapkan,”Pdt Alexius mengibaratkannya.
Pdt. Alexius berharap kepada umat
Kristiani di persekutuan ini agar di tengah-tengah atmosfer kejahatan
yang luar biasa seperti sekarang ini, anak-anak Tuhan di GDC harus
bersatu. Dan kalau bersatu, bukan sekedar bersatu. Mereka bersatu
menjadi persekutuan yang juga punya knowledge,
berpengetahuan pada firman Tuhan.
Pdt. DR. Alexius Letlora, S.th, M.Min |
“Persekutuan itu kalau dibangun dasarnya bukan Firman Tuhan,
sebentar ketemu pergumulan sedikit, bubar. Dia juga tidak militan,
tidak bergerak, tidak mengakar. Karena itu diperlukan anak-anak Tuhan
yang senantiasa hadir dengan pengetahuan firman Tuhan. Jadi alkitab
itu dibaca, direnungkan. Kita harus belajar dan diperkuat oleh firman
Tuhan. Hanya dengan begitu dimungkinkan kita memiliki hikmat. Hikmat
itu bagai pisau operasi yang kecil dan tajam. Itulah hikmat. Hikmat
itu kecil tapi tajam. Di balik segala fenomena dan kecenderungan
kemana persekutuan ini harus berjalan, ke arah mana persekutuan itu
harus berjalan,”lanjut Pdt. Alexius.
Dengan begitu maka di tengah-tengah gagasan, pendapat, dan
pengetahuan dunia yang merusak maka menurut dia gereja hadir dengan
kewibaan ilahi dan menyatakan tugas panggilannya sebagai persekutuan
yang menghadirkan damai sejahtera dan hari esok yang penuh
pengharapan.
Persekutuan yang dibangun kata
Paulus seperti dikutip pada 1 Korintus 2:5 dikatakan bahwa “supaya
iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan
Allah”. Ini menurut Pdt
Alexius bahwa supaya ketika kita hadir sebagai persekutuan yang
kemudian diikat dalam aktivitas kegiatan yang memberikan kesaksian di
dunia ini dan di setiap kesaksian itu mereka berani dan hadir
mengatakan bahwa Yesus Kristus yang utama dan terutama.
Paduan Suara FUK GDC membawakan pujian.
|
“Kita hadir dan tidak dibatasi oleh berbagai denominasi. Kita
menjadi anak-anak Allah yang paham betul bahwa hidup sebagai
murid-murid Kristus tidak bisa tidak bisa tidak adalah hidup dengan
militansi yang baik,”ujarnya.
Ini menurut dia menunjukan bahwa menjadi anak-anak Tuhan yang
mengarah kepada Kristuslah yang membuat kita dipersatukan. Dalam
kesatuan seperti itu betapa indahnya karena jemaat di Korintus
kemudian menjadi jemaat yang solid, menjadi jemaat yang membantu umat
Tuhan di Yerusalem, menjadi umat yang terus menerus hadir sebagai
persekutuan yang luar biasa melewati tantangan dan cobaan. Dan dalam
konteks seperti itu kita menjadi umat Tuhan yang tidak pernah putus
asa di tengah ajaran-ajaran seperti hedonisme, konsumtif dan
lain-lain.
Ajaran-ajaran tersebut menurut dia merupakan godaan dan salah satu
bentuk yang paling sederhana dari eksploitasi rasa kekurangan yang
dimiliki manusia, dengan luar biasa dipakai. Dan segala yang
dipergunakan kita hidup dengan pengaruh yang begitu dashyat.
Anak-anak Tuhan kita menurut Pdt
Alexius harus punya knowledge.
Jika knowledge itu
dituntun oleh wisdom maka
persekutuan kita menjadi persekutuan yang tidak hanya ada di dalam
dunia tapi kami tidak sama dengan dunia. Maju terus di dalam
persekutuan ini dan total dalam persekutuanmu dengan Tuhan.
Wadah Kesehatian
Ketua Forum Umat Kristiani Grand Depok City (FUK GDC), Wirawan Dwi Oetomo sedang memberikan sambutan. |
Ketua Forum Umat Kristiani Grand Depok City (FUK GDC), Wirawan Dwi
Oetomo dalam sambutan juga menegaskan kebersamaan, kesehatian warga
Kristiani untuk bersekutu bersama melalui Persekutuan Oikoumene Grand
Depok City.
Ibadah raya perdana yang digelar tersebut menurut Wirawan bukan
suatu kebetulan melainkan sebuah rencana Tuhan untuk menghimpun umat
Kristiani antar denominasi yang ada di 16 cluster GDC Depok untuk
berhimpun bersama, bersekutu memuji dan memuliakan Tuhan Yesus.
“Sebagai bagian dari umat Kristiani yang ada di GDC, saya melihat
ada semangat yang sama dari umat Kristiani di sini agar terbentuk
persekutuan Kristiani yang bersifat oikoumenis,”ujar Wirawan.
Lebih lanjut Wirawan mengatakan sekalipun umat Kristiani dari GDC
berasal dari berbagai denominasi gereja yang berbeda-beda, maupun
suku yang berbeda namun tetap satu yaitu sebagai anak Allah yang
sudah memperolah keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus yang menjadi
garam dan terang dunia khususnya di GDC dan sekitarnya yang sangat
majemuk.
Selain itu,Wirawan berharap agar umat Kristiani di GDC juga harus
menjaga kearifan lokal dan bisa bekerjasama dengan masyarakat lokal
dan sekitar tempat domisili atau tempat ibadahnya. Ke depannya, kata
Wirawan agar cluster-cluster yang belum membentuk
persekutuan-persekutuan oikoumene agar segera membentuknya.
Ketua POA, DR Wilson Rajagukguk |
POA, kata Pak Wilson, merupakan
sebuah Persekutuan yang benar-benar bersifat Oikoumenis. Semua yang
hadir dan bersekutu adalah anak-anak Tuhan Yesus yang menanggalkan
Gereja masing-masing dan bersekutu dalam nama Yesus dan tak pandang
dari Gereja mana.
Dalam ibadah perdana ini jelas Wilson, POA dipercayakan sebagai
penanggung jawab kegiatan dan semuanya dipersiapkan dengan baik mulai
dari tata ibadah, puji-pujian dan kegiatan lainnya.
Wilson berharap persekutuan yang
bersifat oikoumene itulah harus menjadi ciri khas umat Kristiani yang
tinggal di GDC dengan berbagai latar belakang gereja.
Ibadah Raya Perdana Oikoumene se-
Grand Depok City ini dihadiri sekitar 150 jemaat dari berbagai
denominasi gereja yang tinggal di Grand Depok City, Depok. Selain
Pdt. Alexius, panitia juga mengundang hadir Pendeta Emeritus Djoko
Sulistyo (GKJ Eben Haezeer Pasar Minggu), Sintua Gultom (mewakili
HKBP Kalimulya), Pdt. Bambang Soemardji (GBI GDC) dan juga Pastor
Paroki St. Paulus Depok, namun berhalangan hadir.
Ibadah raya yang mengusung tema:
“Supaya Mereka Semua Menjadi Satu”
(Yoh. 17:20-23) ini juga dimeriahkan dengan persembahan puji-pujian
dari Paduan Suara FUK GDC, Paduan Suara HKBP Kalimulya, Paduan Suara
GBI GDC, sajian angklung, biola, dan pujian dari anak-anak Kristiani GDC, berjudul
“Jesus Love Me” serta persembahan pujian "Karya Kemenangan-NYA"
yang dibawakan Melky Lohi. Communio et Progressio!
(Persekutuan dan Kemajuan). [Farida Denura]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar