Uskup Bruno Syukur menyapa umatnya. [Foto-Foto: Endang Rosalina Jempormasse] |
Tahbisan Uskup baru Diosis Bogor telah berlangsung pada hari Sabtu, 22 Februari 2014. Dihadiri tak kurang dari 10.000-an umat, 200-an imam, dan 42 Uskup dari seluruh Indonesia berikut Kardinal Julius Darmaatmadja SJ dan Dubes Vatikan untuk Indonesia Mgr. Antonio Guido Pilipazzi.
Misa dipimpin oleh Mgr. Michael Cosmas Angkur OFM, Uskup Bogor yang sebentar lagi memasuki masa pensiun. Uskup pengkotbahnya adalah Uskup Agung Jakarta/Administrator Keuskupan Bandung sekaligus Ketua Presidium KWI, Mgr. Ignatius Suharyo.
Beliau menggali motto pelayanan Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM dan kemudian menghubung kannya dengan nama sang uskup tertahbis. Waktu belajar teologi di Seminari Tinggi Kentungan era tahun 1988, Mgr. Paskalis tentu saja menjadi mahasiswa Mgr. Ignatius Suharyo Pr yang kala itu masih menjadi dosen Kitab Suci Perjanjian Baru di Universitas Sanata Dharma.
Nyanyian syukur Bunda Maria itu, kata Mgr. Suharyo, mengungkapkan suatu orientasi pribadi dan sikap yang sejati:
Aku –> Tuhan
Aku –> Orang lain
Congkak hati –> takut akan Tuhan
Sok kaya dan kuasa –> rendah hati dan bersahaja.
Berikutnya, Uskup Agung KAJ ini menutup dengan cerita percakapan antara Allah dan empat orang malaikat saat menciptakan dunia.
Misa dipimpin oleh Mgr. Michael Cosmas Angkur OFM, Uskup Bogor yang sebentar lagi memasuki masa pensiun. Uskup pengkotbahnya adalah Uskup Agung Jakarta/Administrator Keuskupan Bandung sekaligus Ketua Presidium KWI, Mgr. Ignatius Suharyo.
Beliau menggali motto pelayanan Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM dan kemudian menghubung kannya dengan nama sang uskup tertahbis. Waktu belajar teologi di Seminari Tinggi Kentungan era tahun 1988, Mgr. Paskalis tentu saja menjadi mahasiswa Mgr. Ignatius Suharyo Pr yang kala itu masih menjadi dosen Kitab Suci Perjanjian Baru di Universitas Sanata Dharma.
Nyanyian syukur Bunda Maria itu, kata Mgr. Suharyo, mengungkapkan suatu orientasi pribadi dan sikap yang sejati:
Aku –> Tuhan
Aku –> Orang lain
Congkak hati –> takut akan Tuhan
Sok kaya dan kuasa –> rendah hati dan bersahaja.
Berikutnya, Uskup Agung KAJ ini menutup dengan cerita percakapan antara Allah dan empat orang malaikat saat menciptakan dunia.
Tuhan, mengapa Engkau menciptakan dunia? Tanya malaikat filsuf.Tuhan, bagaimana Engkau menciptakan dunia? Tanya malaikat mewakili kaum arsitek.
Tuhan, berapa harga tanah per meter? Tanya malaikat pebisnis.
Akhirnya malaikat keempat diberikan kesempatan bertanya, tapi dia tak bertanya seperti rekan-rekannya. Dia tak mau bertanya dan hanya menyatakan, “Tuhan, terimakasih, Engkau sudah menciptakan dunia ini baik adanya.”
Lanjut ke upacara pentahbisan dan misa syukur oleh Uskup baru tertahbis.
Uskup Agung Jayapura Mgr. Leo Laba Lajar OFM berkenan memberi sambutan mewakili KWI. Mantan Provinsial OFM Indonesia ini menegaskan makna syukur sejati lewat sebuah cerita percakapan antara Santo Fransiskus Asisi dan Sdr. Leo.
“Saudaraku Leo, manakah syukur paling besar dari seorang saudara komunitas? Saat saudara kita diangkat menjadi profesor di Universitas Paris? Bukan! Apakah saat diangkat menjadi orang kudus? Bukan, Bro. Leo!,” kata Santo Fransiskus Assisi.
“Ooo, jadi saat diangkat menjadi Uskup? Bukan juga, Bro! Lho, apa dang, Bro. Frans?,” tanyanya lagi.
Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM, Uskup Keuskupan Bogor yang baru. [Foto: www.pena.org] |
Lanjut ke upacara pentahbisan dan misa syukur oleh Uskup baru tertahbis.
Uskup Agung Jayapura Mgr. Leo Laba Lajar OFM berkenan memberi sambutan mewakili KWI. Mantan Provinsial OFM Indonesia ini menegaskan makna syukur sejati lewat sebuah cerita percakapan antara Santo Fransiskus Asisi dan Sdr. Leo.
“Saudaraku Leo, manakah syukur paling besar dari seorang saudara komunitas? Saat saudara kita diangkat menjadi profesor di Universitas Paris? Bukan! Apakah saat diangkat menjadi orang kudus? Bukan, Bro. Leo!,” kata Santo Fransiskus Assisi.
“Ooo, jadi saat diangkat menjadi Uskup? Bukan juga, Bro! Lho, apa dang, Bro. Frans?,” tanyanya lagi.
Uskup Agung Diosis Jayapura yang kebetulan bernama Leo ini mengarahkan pertanyaannya kepada uskup baru: “Saudaraku Paskalis, apakah syukur paling besarmu? Pada saat Saudaraku menggembalakan dombamu dan kakimu terluka, tapi bro tetap tersenyum; kukumu tercabut, tapi bro tetap gembira dan membangun persaudaraan sejati,” katanya menjawab pertanyaannya sendiri.
Ada juga sambutan singkat dari Duta Besar Vatikan Mgr. Antonio Guido Filipazzi. Juga sambutan datang dari Dirjen Bimas Katolik Depag RI.
Proficiat untuk Uskup Baru. Proficiat untuk Uskup Emeritus baru. Proficiat untuk umat Keuskupan Bogor. |
Akhirnya sampai juga kata-kata sambutan Mgr. Paskalis Bruno Syukur. Banyak sekali yang diungkapkan beliau dengan penuh syukur dan bangga, penuh semangat dan harapan, penuh rasa persaudaraan. Semua umat disapa sebagai saudara dan saudari, sebagaimana di dalam komunitas Ordo Saudara Dina (Ordo Fratrum Minorum/OFM).
Uskup yang penuh senyum ini tersenyum-senyum dengan namanya sendiri: Paskhalis Bruno Syukur.
Kesan saya uskup ini sangat sistematis, tegas, sekaligus kebapakan dan penuh semangat persaudaraan serta bagaimana spiritualitas Fransiskan yg dihidupi dan diteladankannya. Uskup yang menyerahkan tongkat estafet apostolik setelah dua tahun lalu mengajukan permohonan pensiun.
Suaranya mantap dan isinya bernas padat. Uskup yang dicintai umatnya dan ditaati para imamnya selama 20 tahun menggembalakan keuskupan Bogor yang sangat luas wilayah meliputi provinsi Banten dan sebagian Jawa Barat.
Proficiat untuk Uskup Baru. Proficiat untuk Uskup Emeritus baru. Proficiat untuk umat Keuskupan Bogor. Syukur pada Allah. [Mgr. Julianus Sunarka SJ]
Sumber:http://www.sesawi.net/2014/02/24/pernak-pernik-tahbisan-episkopal-uskup-bogor-mgr-paskhalis-bruno-syukur-ofm-3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar